Pengalaman Baru, Keluarga Baru..

OMI 2017. Awalnya ga ada yang berbeda dengan OMI tahun-tahun sebelumnya. Setelah tahun lalu "sukses" mendelegasikan Futsal FEM ke Ocoy, dengan hasil juara 2, tahun ini kita mencoba buat melanjutkan tradisi, yaitu dengan cara mendelegasikan kepemimpinan selanjutnya ke Kipong sama Ocoy. Alhasil, gua hanya memantau dari jauh dan sesekali dateng langsung ke latihan Futsal FEM.

2 bulan menjelang OMI. Tiba-tiba ada line dari BEM FPIK yang meminta untuk mendampingi Futsal FPIK di OMI tahun ini. Sebagai alumni FEM jelas gua tidak begitu tertarik mengambil kesempatan itu. Terlebih FPIK menjadi "rival" FEM di OMI tahun lalu, dimana di pertandingan yang mempertemukan kedua tim, berlangsung keras dengan tensi tinggi. Namun beberapa hari setelah tawaran dari BEM FPIK, Rulli menejer Futsal FPIK (juga menejer Futsal IPB), juga menghubungi gua. Berbeda dengan tawaran sebelumnya yang "hanya" meminta bantuan, Rully menjelaskan lengkap kondisi tim FPIK ini, yang sangat berbanding terbalik dengan Futsal FEM yang sudah jauh lebih siap. 2 bulan menjelang OMI, latihan tidak terprogram, seleksi belum diadakan, pemain-pemain tahun lalu yang "menghilang", pemain-pemain baru yang "canggung", alumni-alumni yang tidak sempat untuk datang membantu, tidak adanya pemain berpengalaman yang bisa share ilmu, yang lebih mengkhawatirkan pemain lebih memilih memperjuangkan Departemen nya di Porikan, serta beberapa-beberapa kondisi lain yang mengingatkan gua ke tahun 2012, dimana Futsal FEM juga mengalami kondisi yang sama. Masih jelas membekas kondisi saat itu yang bisa dilihat di tulisan gua http://fajarcahya.blogspot.co.id/2015/05/satu-tim-satu-keluarga.html. Setelah berbagai pertimbangan, ditambah gua juga memiliki hutang budi yang besar kepada Bang Azra, alumni Futsal FEM dan Futsal FPIK, yang sudah memberikan banyak ilmu kepada gua, akhirnya gua menerima tawaran untuk mendampingi FPIK di OMI tahun ini, sekaligus "membelot sementara" dari FEM.

Persiapan menuju OMI. Saat datang di latihan perdana FPIK, segala kondisi yang dijelaskan Rully sebelumnya sangat jelas terlihat. Padahal OMI sudah semakin dekat. Gua sadar harus berlari cepat untuk mengejar kesiapan Fakultas lain. Di latihan perdana ini, gua mengingatkan tentang pentingnya sebuah komitmen, jika memang tim ini ingin berbicara banyak di OMI. Selesai latihan pun pemain-pemain satu per satu menjelaskan kondisi serta masalah tim saat itu, yang intinya jelas, mereka tidak punya "nahkoda" yang bisa membawa tim ini melaju. Gua mulai berdiskusi dengan beberapa alumni Futsal FPIK seperti Bang Azra, Rayyan, Irawan, Hilman dan sebagainya. Beberapa saran dan masukan dari mereka, coba gua kombinasiin dengan materi pemain yang ada, sehingga dihasilkan program latihan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Latihan-latihan sebelumnya pun berlangsung. Meskipun yang datang latihan "itu-itu aja", apalagi kiper yang tiap latihan juga cuma 1, ga memutus confident gua untuk membangun tim ini, karena tim ini punya potensi. Sangat punya.

1 bulan menuju OMI. Setelah melalui beberapa program latihan, juga diskusi dengan Rayyan serta Irawan, kita sepakat untuk "mengerucutkan" tim menjadi 17 orang dengan komposisi 3 kiper dan 14 player. Untuk memilih 17 orang ini saja sangat sulit karena pemain yang datang latihan sangat sedikit dan tidak semua pemain masuk ke dalam skema yang gua mau. Alhasil gua juga coba untuk hadir di pertandingan-pertandingan Porikan untuk mencari pemain yang "belum terlihat" saat latihan. Dan akhirnya terpilih lah nama-nama berikut ini :
Kiper : Cahya, Cipuy, Iing
Player : Tunas, Denanda, Dhani, Madun, Anto, Kur, Daeng, Yudi, Mail, Derry, Burhan, Rizal, Beni, Iqbal
Latihan-latihan selanjutnya lebih terstruktur. Latihan dasar, sedikit menerapkan strategi, belajar untuk conditioning fisik di pagi/sore hari, serta beberapa laga ujicoba disusun untuk meningkatkan kemampuan individu serta kerja sama tim. Memanfaatkan sisa waktu yang semakin sedikit, gua cuma berharap kekompakkan menjadi senjata utama tim ini di OMI.






Menjelang OMI 2017. Persiapan dirasa sudah mencapai 80%. Gua dan tim manajemen merasa perlu diadakan sebuah acara untuk meningkatkan "chemistry" antar pemain. Akhirnya kami sepakat untuk mengadakan sebuah acara makrab. Panitia makrab pun dibentuk, yang diketuai oleh Mail, dan beranggotakan tim TC Futsal FPIK. Makrab pun tiba, berlokasi di sebuah villa horror di daerah Ciherang. Seperti makrab pada umumnya yang terdiri dari makan serta have fun bareng, seperti nyanyi bareng, bakar-bakaran bareng, nge PES bareng (meskipun tetep gua yang juara :p), dan lain sebagainya. Di makrab ini juga gua putuskan untuk mengumumkan pemain yang didaftarkan di OMI. Karena hanya boleh mendaftarkan 14 pemain, gua harus mengurangi 3 pemian yang padahal menurut gua komposisi 17 pemain itu sudah sangat pas. Namun karena harus sesuai regulasi, gua pun berdiskusi dengan Rayyan dan Irawan. Akhirnya dengan berat hati, di OMI kali ini gua tidak membawa Iing, Burhan, dan Derry ke dalam tim. Sangat berat untuk mengambil keputusan ini. Tapi dengan pertimbangan mendahulukan angkatan 50, dan mengedepankan komposisi yang sesuai dengan skema, gua berharap Iing, Burhan, dan Derry untuk terus latian karena mereka dipastikan menjadi tulang punggung tim Futsal FPIK ketika angkatan 50 lulus nanti.





Bertukar pikiran. Gua memanfaatkan moment makrab ini untuk sedikit "brainstorming" dengan para pemain. Di malam hari nya gua membuat forum kecil yang membahas tentang internal Futsal FPIK itu sendiri. Gua mencoba bertanya kepada mereka "apa itu Futsal FPIK", "apa aja kendala dan masalah di Futsal FPIK?" dan "apa solusi dari masalah-masalah tersebut?". Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab dengan singkat dan cepat, dengan tujuan jawaban yang dihasilkan merupakan jawaban tulus penyanyi kali dan keluar dari hati yang terdalam lalu kemudian galau. Setelah sedikit berdiskusi, mereka sepakat bahwa Futsal FPIK adalah Keluarga. Mereka pun menjabarkan dengan detail masalah dan kendala di Futsal FPIK beserta solusinya. Lalu kalo udah ada tau solusinya kenapa masih ada kendala dan masalah? Itu yang coba gua ingatkan, bahwa mereka hanya perlu rajin-rajin berdiskusi dan berkomunikasi antar pihak yang terlibat di dalam Futsal FPIK ini, seperti pemain, menejer, BEM, alumni, untuk mendiskusikan masalah serta solusi yang dapat dicapai demi memajukan Futsal FPIK ini, jadi bukan hanya satu pihak yang peduli dengan tim ini. Gua yakin, ketika komunikasi sudah terbangun dengan baik, ga bakal ada masalah-masalah kecil yang dapat menghambat tim ini untuk berkembang.



OMI pun tiba. Tergabung didalam grup bersama FMIPA, FEMA dan FEM, FPIK mencoba untuk memulai start dengan baik. Strategi seadanya, materi pemain yang sebagian besar "baru" serta minim pengalaman, serta hanya mengandalkan kekompakkan, tim ini melaju dengan hati-hati. Pertandingan pertama melawan FMIPA, walaupun sempat kalah diawal, tim ini mampu membalikkan keadaan sehingga mengakhiri pertandingan dengan kemenangan 5-4. Pertandingan kedua melawan FEMA, dengan sedikit tekanan dari lawan, tim pulang dengan kemenangan 4-1. Sampai lah di pertandingan ketiga melawan FEM, sekaligus menjadi pertandingan untuk menentukan siapa juara Grup. Bagi sebagian orang mungkin pertandingan ini sama dengan pertandingan OMI lainnya, tapi beda bagi gua. Melawan tim yang gua "bentuk" sendiri dari awal adalah sebuah pertempuran hati dilematis tersendiri. Karena kegugupan gua, akhirnya menular ke tim dan akhirnya kita dipaksa menyerah 5-3 dari FEM. Kekalahan dari FEM ini menyisakan banyak pelajaran untuk tim, khususnya untuk gua. Gua disadarkan bahwa pengalaman yang kurang dari tim ini bisa dimanfaatkan lawan untuk terus menekan tim ini sepanjang pertandingan. Fisik oke, strategi oke, mental oke, tapi jika tidak didasari pengalaman pasti sulit untuk berkembang di dalam pertandingan. Akhirnya setelah diskusi dengan Rayyan dan Irawan, kita sepakat untuk mengadakan "Kuliah Futsal" untuk memperbaiki dasar-dasar futsal dalam jangka pendek. Menonton video futsal disertai sedikit sharing pengalaman diharapkan bisa menambah pengetahuan pemain. Hasil dari Kuliah Futsal tersebut keliatan di latihan dan uji coba selanjutnya. Hal ini yang membuat rasa optimis gua terus menambah untuk mencapai target juara.



Pertandingan Play-off. Mungkin selayaknya pertandingan playoff lain, tapi sedikit berbeda buat gua. Semenjak kalah di pertandingan terakhir, gua mengalami kegugupan yang luar biasa. Tapi gua coba untuk tidak memperlihatkan di depan pemain karena takut kejadian saat melawan FEM terulang. Gua sadar selama mendampingi FEM di OMI, tidak pernah sekalipun lolos grup. Sehingga gua takut itu terulang untuk FPIK. Sepanjang malam sebelum pertandingan gua terus merasa terbebani "phobia" tersebut. Pertandingan melawan FAPET pun tiba. Nyata nya, permainan tim jauh lebih baik dibandingkan 3 pertandingan sebelumnya. Ego serta emosi tim jauh lebih dapat dikendalikan. Tim akhirnya melaju ke Semifinal dengan skor 3-1. Suatu rekor pribadi baru buat gua. Semifinal OMI.


Pengalaman baru, Semifinal. Menuju ke pertandingan semifinal, kita pun terus berbenah. Ujicoba di tempat latihan yang lebih luas, perbaikan materi dasar, serta menajamkan strategi terus dilakukan di waktu yang sangat mepet ini. Tibalah di pertandingan melawan FAPERTA. Diluar dugaan tim lawan melakukan pressing sejak awal pertandingan. Sepertinya mereka sadar bahwa tim ini minim pengalaman sehingga penguasaan bola kurang baik. Tapi yang lebih diluar dugaan, meskipun ditekan sepanjang pertandingan, ternyata FPIK bermain sangat tenang. Jauh lebih tenang dari sebelumnya. Mereka terlihat sangat nyaman dan tidak ada tekanan. Meskipun ditekan terus-menerus, FPIK berhasil unggul 1-0 lewat kejelian Cahya dan Madun. Diawal babak kedua, FAPERTA mencuri angka lewat set piece memanfaatan kelengahan pemain sehingga menyamakan kedudukan menjadi 1-1. FPIK terus ditekan sepanjang pertandingan, tapi berkat pemain yang mau belajar dan berkembang, FPIK justru memliki lebih banyak peluang dibandingkan lawan. Pemain belajar dari kesalahan dan paham dengan instruksi dari gua. Hasilnya semua berjalan sesuai skenario. Hanya keberuntungan belum memihak. Babak reguler selesai dengan skor 1-1. Dilanjutkan dengan extra time 2x5, tim lawan tidak menurunkan tekanan. Tapi FPIK terus berhasil menahan gempuran dan selalu bisa mencuri kesempatan untuk melakukan serangan. Namun semua berada diluar kendali di penghujung 2 menit akhir pertandingan. Kehilangan fokus beberapa detik membuat FAPERTA berhasil mencuri gol sehingga pertandingan berakhir 1-2 untuk kemenangan tim lawan. Gua terdiam. Pemain terdiam. Poseidon pun terdiam. Gua seakan ga percaya perjuangan tim sudah selesai saat itu juga. Kesal, kecewa, sedih, haru, dan lain sebagainya menyelimuti tim sesaat setelah pertandingan. FPIK gagal melaju ke Final.

Selesai. Berakhirnya perjalanan FPIK di OMI 2017 menandakan berakhir juga peran gua untuk membantu tim ini. Rasanya pengen ngulang semua dari awal biar hasilnya berbeda, tapi gabisa. Yang ada cuma harus bersyukur dengan hasil ada, serta mencoba untuk membenahi apa kekuarangan tim ini agar bisa jauh lebih baik kedepannya. Sebenernya tujuan utama gua bukan untuk membawa tim ini juara, juara hanya sekedar target. Tujuan utama gua adalah mencoba menimbulkan rasa memiliki terhadap tim ini. Kalau disadari materi yang gua kasih seadanya. Strategi yang gua ajari juga hanya beberapa. Sisa nya gua mengandalkan kemampuan individu kalian di lapangan. Intinya, gua ga berperan sebagai pelatih futsal di tim ini. Tapi gua coba berperan untuk menjadi tempat sharing dan konsultasi buat kalian. Gua mencoba berperan menjadi konsultan yang mengedepankan misi kebersamaan serta kekeluargaan di tim ini. Dan gua merasa itu berhasil, atau cuma gua yang merasa -_-, melihat perkembangan mereka dari hari ke hari.

Dan berikut 17 pemain + 2 menejer yang sudah memberikan gua pelajaran dan pengalaman baru selama mendampingi Futsal FPIK :

  1. Cahya : berlabel ketua UKM futsal dan kiper utama Futsal IPB, menjadikan pemain ini sudah tidak diragukan lagi kualitasnya. Hanya perlu sedikit perbaikan untuk lebih tenang, gua rasa posisi dia sulit untuk digantikan beberapa tahun ke depan. Di OMI tahun ini gua dapuk menjadi kapten tim Futsal FPIK karena pengalamannya lebih banyak dibandingkan teman-teman satu tim. Sedikit kesalahan minor di pertandingan terakhir ga akan membuat posisi nya mudah tergeser dibawah mistar.
  2. Cipuy : kiper yang gua temuin saat nonton langsung THP di Porikan. Tenang dibawah mistar, agresif, full of focus, dan tidak memiliki rasa takut sedikit pun. Pribadinya pun dewasa sehingga menunjang untuk posisi seorang kiper, sehingga gua undang langsung untuk ikut TC. Meskipun mendapat menit bermain yang sedikit, pemain ini tidak pernah tampil mengecewakan. Tidak satupun gol bersarang di gawangnya.
  3. Iing : kiper yang ga sengaja gua liat pas latihan BDP, yang kebetulan sebelum latihan FPIK jadwalnya. Pembawaan yang tenang dan tidak terlihat panik menutupi kekurangan teknik dasar yang bisa diperbaiki. Selepas kepergian Cipuy, gua rasa Iing bisa mengancam posisi Cahya kalo bisa berprogress sampai tahun depan.
  4. Tunas : pemain paling senior atau tua di tim ini. Pengalamannya bermain di OMI saat masih di Diploma maupun FPIK membuat gua sangat membutuhkan peran dia di tim. Tipe pemain orang Medan, keras dan lugas, ditambah kualitas passing yang oke dan visi bermain yang sangat baik, satu tempat Anchor sudah dipastikan milik pemain ini. Walaupun hobi mengoleksi kartu, tapi peran dia tidak bisa dilewatkan begitu saja di tim.
  5. Denanda : sang pujangga. Tipe pemain gelandang sepakbola yang khas. Dari cara passing sama control nya udah keliatan banget. Banyak yang iri sama gua punya pemain seperti ini di tim. Namun masih banyak yang harus diperbaiki pemain ini, khususnya pengetahuan futsal secara umum. Tapi pemain ini masih sangat muda dan sangat mau belajar serta mengembangkan diri. Setelah OMI ini, gua yakin dia bisa jadi Anchor yang disegani di IPB. 
  6. Dhani : tergolong pemain senior di tim. Satu-satunya pemain universal di tim ini, yang bisa mengisi segala posisi. Tapi karena komposisi pas 3 paket tim, pemain ini sering gua tempatkan di Anchor. Simpel dan lugas. Ga banyak gaya. Sesuai instruksi. Kalau dia bisa memperbaiki kualitas passing controlnya, dia bakal jadi pemain yang lebih baik lagi ke depannya.
  7. Beni : striker. Goalgetter. Dia sendiri yang mengakui bahwa modalnya di futsal cuma ngotot dan power. Dan itu bener keliatan di lapangan. Secara teori dan strategi dia emang ga masuk ke dalam skema tim. Tapi terkadang tim butuh tipe pemain seperti ini, khususnya ketika teori dan strategi tidak berjalan di lapangan. Kekuatan shooting kanan dan kiri jadi kelebihan pemain ini. Andai aja dia bisa membuka ruang untuk manfaatin shootingnya, harusnya dia bisa jadi topscore ditiap turnamen futsal yang dia ikuti.
  8. Rizal : pemain yang ngeline gua buat mendampingi FPIK haha. Si Bagus, pelatih UKM futsal, sempet sebut nama dia pas gua minta rekomendasi nama pemain FPIK. Tapi di latihan gua ga nemu sesuatu yang spesial dari anak ini, kecuali kaki nya yang panjang. Beda cerita ketika gua nonton MSP di Porikan. Ngotot serta rasa gamau kalah yang tinggi menyadarkan gua dia bisa jadi pivot yang dibutuhkan tim, apalagi postur badan yang menunjang. Tinggal sedikit polesan dasar-dasar futsal, pemain yang udah punya power oke ini bisa sangat berkembang lagi ke depannya.
  9. Iqbal : pemain paling jarang latihan, makrab pun ga dateng. Di Porikan pun ga main karena fokus aerobik -__-. Tapi pernah suatu ketika, pas latihan di Ciherang kalo ga salah, cuma dengan liat cara dia control bola, gua langsung menemukan tipe pivot yang gua cari. Bola seakan nempel di kaki dia kalo udah control. Termasuk ke dalam nama terakhir yang di daftarin di OMI, tapi karena gua butuh sosok pivot akhirnya dia masuk tim ini. Asalkan pemain ini mau berusaha untuk rajin latihan, gua rasa FPIK ga akan kebingungan ketika ditinggal Beni nanti. Tinggal perbaiki teknik dasar sama finishing. Beres.
  10. Madun : passing control nya tipe pemain Jakarta. Agak heran jarang dapet menit main di Porikan bareng THP. Pergerakan simpel. Penerapan strategi yang baik. Defense kuat. Walaupun kadang suka bingung sendiri, dan cepet cape. Rasa ingin tahu serta ingin mengembangkan diri yang tinggi jadi ciri khasnya. Kalo dia terus haus akan belajar seperti itu, dia bakal jadi kunci permainan FPIK di masa depan. 
  11. Anto : pemain invisible atau ga keliatan. Satu-satunya pemain kidal murni di tim ini. Keras dan cepat menjadi karakter khas nya. Progress selama latian paling oke, power juga oke. Makanya satu tempat di flank udah jadi milik dia harusnya. Tapi ternyata latihan dan pertandingan berbeda. Ada sesuatu yang beda ketika dia di latihan sama di pertandingan. Stamina nya pun gampang banget buat habis. Padahal kalo dia main seperti pas latihan, pasti Anchor ga akan pernah bingung buat passing dia.
  12. Mail : sang ketua BEM. Baru nemu nih gua ketua BEM rela kaga ikut rapat demi main futsal. Kualitas. Suatu nilai lebih di mata gua. Mau menghargai tiap proses latihan. Ga pernah berekspektasi tinggi karena yang dia tau dia cuma mau main futsal. Pengetahuan tentang futsal juga udah lumayan oke. Cuma karena jam terbang aja. Padahal harusnya dia bisa bersaing dengan angkatan 51 lain di UKM futsal. Karena sibuk mungkin wkwk.
  13. Kur : pertama liat dia main saat masih TPB. Skill dasar udah oke. Pengetahuan futsalnya juga. Agak sedikit heran emang pas tau tahun lalu dia ga masuk tim FPIK. Kalau dia mau lebih berkembang lagi, lebih simpel lagi buat main, lebih paham lagi taktik-taktik futsal, ga usah macem-macem gitu pokoknya mainnya, gua yakin dia jadi pemain yang lebih baik lagi, karena emang dia mampu untuk itu.
  14. Daeng : sama kayak Iing, pertama liat dia main saat latihan BDP. Kecil, lincah, cepat, eksplosif, tapi punya power oke. Rayyan pun bilang pemain ini adalah pemain yang dia cari tahun lalu, tapi gak ketemu. Mau belajar, menghargai proses dan senang ketika latihan. Kalau dia mau perbaiki dasar-dasar futsalnya, terus pengetahuan futsalnya ditingkatin, dan staminanya diperkuat, pemain ini bisa jadi flank yang cepat dan berbahaya.
  15. Yudi : pemain paling hemat suara. Di latihan biasa aja padahal. Tapi pas di Porikan, edan, lawannya dikolong-kolongin, sampe wasit juga dikolongin. Canggih nih orang. Sayang dia kadang ga pede sama kemampuan dia sendiri. Padahal kalo dia bisa pede, terus mau belajar dan berkembang lagi di futsal, dia bakal jadi Runtuboy nya FPIK. Pelatih UKM IPB juga udah mulai melirik dia. Sekarang tinggal gimana dia nya aja. Mau belajar dan berkembang, atau mau puas sampai disini.
  16. Burhan : Sama kayak Iing dan Daeng, pemain ini gua liat pas latian BDP. Pembawaan yang enjoy serta serta ceria di lapangan menjadi ciri khas nya, bahkan menjadi kekuatan utama nya. Pemain jarang ngeluh. Ngotot. Eksplosif. Pokoknya ciri khas pemain Jawa banget. Kalo dia terus latian, FPIK pasti butuh tenaga dia ketika angkatan 50 sudah pada lulus.
  17. Derry : Salah satu tumpuan THP di Porikan. Muda dan berbahaya istilahnya. Kecepatan juga jadi ciri khas pemain ini. Tahun ini belum dapet kesempatan main di OMI. Tapi pemain ini masih sangat muda dan sangat punya potensi untuk terus berkembang, asal dia mau menghargai proses.
  18. Oca : sedikit kesempatan buat mengenal jauh menejer ini. Sibuk sekali haha. Tapi perannya gabisa dilupain gitu aja. Saat Rully udah ga aktif nanti, harapannya Oca bisa lanjutin tradisi menejer FPIK yang loyal seperti saat dimulai dari jalan Eci dulu.
  19. Rulli : gua berhutang banyak sama menejer yang satu ini. Kalau bukan karena dia, gua ga bakal ada di tim ini. Dedikasi dan kontribusi dia untuk Futsal FPIK dan Futsal IPB udah gabisa diragukan lagi.
Gua berpesan, tolong dijaga apa yang sudah kita bangun 2 bulan terakhir. Tim ini bukan sekedar futsal dan latihan aja. Tim ini keluarga. Yang namanya keluarga pasti saling bantu, saling support. Dan semoga ketika gua main-main ke tim ini lagi, tim ini jauh lebih kompak dari sekarang. 

Harapan gua, keluarga kalian, ya berarti kalian sendiri yang mengurusnya. Jangan sampai ada orang asing kayak gua lagi yang masuk ke keluarga ini. Ga butuh jago ko buat bisa membangun tim ini. Kemaren gua udah sempet bilang yang penting itu 3 hal, NIAT yang tulus, USAHA yang sungguh-sungguh, serta CINTA yang besar untuk terus membangun tim ini. Gua harap mulai dari angkatan 50 kalian udah bisa membimbing adek-adeknya. Sering-sering komunikasi sama BEM dan Alumni untuk Futsal FPIK yang lebih baik.

Untuk kalian yang mau berkembang dari segi pribadi maupun untuk kepentingan tim, belajarlah sejauh mungkin. Gua saranin kalian semua ikut latihan UKM Futsal IPB. Ya meskipun nanti belum dikasih rejeki masuk tim, seengganya kalian dapet ilmu baru yang bisa kalian bagikan di Futsal FPIK ini, dan menjadikan Futsal FPIK tim yang diperhitungkan dan disegani setiap tahun nya. 

Tim ini gaperlu pemain hebat. Tim ini cuma perlu pemain berkomitmen, yang seneng sama futsal dan mencintai tim ini, yang percaya sama kemampuan yang dia punya, yang mau memaksimalkan potensi yang dia punya, yang mau belajar dari kesalahan, serta yang mau berjuang untuk dia dan tim nya. 

Kecewa dan menyesal setelah pertandingan kemarin boleh. Tapi kalo kalian nyerah gitu aja dan gamau memperbaiki, itu namanya PECUNDANG. Dan kalo kalian langsung pergi dan meninggalkan tim ini tanpa kontribusi, itu namanya PEMBANGKANG. Kalo emang kalian cinta dan peduli sama tim ini, kalo emang kalian mau tim ini lebih baik lagi di masa depan, ayo silahkan bareng-bareng diperbaiki, itu baru KELUARGA namanya.

Rasanya ga fair emang kalo melihat perjalan dan perjuangan kalian harus berujung pada kekalahan kemarin. Tapi gua percaya proses ga akan pernah mengkhianati hasil. Dan hasil dari perjalanan dan perjuangan kalian bukanlah berupa medali emas, melainkan berupa perubahan-perubahan dari masing-masing individu menjadi lebih baik. Oke ilmu futsal yang gua kasih ga seberapa, tapi semoga ilmu-ilmu kecil seperti kedisiplinan, pentingnya konfirmasi, enjoy ketika main, kekompakkan, kebersamaan, ketenangan, rasa melawan ego, rasa mau belajar, selalu bersyukur, serta selalu senang ketika bermain futsal yang sering gua tanamkan, bisa berguna bagi kalian.

Terakhir. Sekali lagi gua mengucapkan terima kasih untuk pengalaman dan pelajaran baru nya. Sungguh sangat bermanfaat untuk gua pribadi dan Futsal IPB pada umumnya. Gua yang notabene nya bukan dari keluarga ini, kalian terima dengan baik dan hangat sehingga gua langsung merasa jadi bagian keluarga ini. Gua juga mohon maaf jika ada kesalahan selama bantu-bantu disini, mohon maaf juga kalo gua gabisa kasih apa-apa selain pengalaman gua yang sedikit banyak bisa membantu disini. Semoga kalian selalu hobi main futsal yaa dimanapun kalian berada.


Satu lagi, gua minta maaf kalo ga nepatin janji buat foto tim saat kita juara. Semoga pas kalian bisa juara nanti, gua bisa nebeng ikutan foto yaaaa haha.



"Success isn't an accident. It's a hard work, perseverance, learning, studying, sacriface, and most of all, love what you are doing or learning to do" - Pele



Salam hangat dari gua,
Fato.

Komentar

Postingan Populer